Sebuah fenomena yang sangat amat sering terjadi ketika momen Lebaran atau Kondangan adalah munculnya beberapa pertanyaan seperti: "Kapan Nikah?", "Udah Punya Pacar Belum?" atau "Kuliah Kapan Kelar?"
Saya termasuk orang yang tidak perduli dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut. Tapi bukan berarti karena saya tidak perduli, saya siap menerima pertanyaan itu. Ada beberapa penekanan-penekanan yang menyertai pernyataan tersebut. Kalau bahasa politiknya, kata-kata itu bersayap. Hahaha
Mencoba untuk menghindari pertanyaan tersebut mungkin merupakan kesalahan besar. Namun bukan berarti menjawab pertanyaan-pertanyaan besar tersebut juga merupakan ide yang bagus. Saya sendiri lebih memilihuntuk menghindar daripada menjawab. Bukan apa-apa, tapi saya agak males untuk berdebat dengan si penanya. Bukan hal yang substansial untuk diperdebatkan juga gitu
Nah, berangkat dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Munculah berbagai macam fenomena. Di penghujung umur ke 22 dan di awal umur ke 23. beberapa teman saya yang kebanyakan wanita pun sudah punya planning untuk menikah muda.
Fenomena-fenomena ini lama kelamaan menjadi trend tersendiri bagi para pria dan wanita di umur ke 23. Beberapa teman-teman saya yang sudah lama berpacaran pun sudah mulai memikirkan hal tersebut. Jangankan yang sedang pacaran, yang jomblo pun ikut-ikutan berfikir ke arah situ ( kecuali saya tentunya hahaha )
Analisa saya, trend ini diikuti karena ada dorongan kepanikan dari pihak pria atau wanita. Beberapa kepanikan ini tercipta dari :
1. Komitmen atau kejelasan suatu hubungan. Banyak wanita di umur 23 mengingkan sebuah hubungan yang serius
2. Beberapa fakta bahwa teman sepantaran sudah ada yang nikah
3. Desakan dari orang tua yang menginginkan terjadi suatu pernikahan
Sebenarnya, nikah muda itu tidak salah. Bahkan secara agama, bisa menghindari zina. Pertanyaannya, apakah nikah muda itu sudah sejalan dengan perkembangan zaman?
Penjelasannya begini:
1. Karir seseorang di dunia kerja ( menurut saya ) dimulai dari umur 21 atau 22. Sedangkan range umur seseorang apabila dikategorikan sebagai nikah muda itu berada di umur 23 sampai 25. Secara finansial, apakah persiapan finansial untuk membina rumah tangga itu cukup dengan waktu 1 atau 2 tahun saja?
2. Kembali ke masalah finansial, berapa sih biaya untuk melangsungkan pernikahan, biaya persalinan, biaya merawat anak sampai biaya kebutuhan pokok pada jaman sekarang?
3. Kesiapan mental. Membina pernikahan itu bukan perkara setahun atau 2 tahun. Ini adalah perkara semur hidup. Kedewasaan berfikir dan bersikap tentunya dibutuhkan kalau tidak ingin pernikahan berujung kepada perceraian.
Nah, dari beberapa hal yang saya jabarkan. Jelaslah bahwa kesiapan materil dan moril sangat amat dibuthkan dalam melangsungkan pernikahan. Kesimpulannya adalah, mau nikah muda atau tidak itu kembali ke individu masing-masing. Karena kesiapan materil dan moril itu cuma masing-masing individulah yang bisa menjawab.
Jadi, sudahkah anda siap untuk menikah muda :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar